Tafsir Ibnu Katsir #1
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb sekalian alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka sampai hari kiamat.
Kajian serta upaya memahami dan memahamkan al-Qur’an, belajar dan mengajarkannya kepada orang lain termasuk tujuan amat luhur dan sasaran yang sangat mulia. Dan ilmu tentang al-Qur’an yang paling sempurna adalah ilmu tafsir.
Yang ada di hadapan pembaca sekarang ini adalah tafsir seorang ulama, faqih, juga seorang ahli hadits, Imaduddin Abu al-Fida' Isma'il bin 'Umar bin Katsir ad-Dimasyqi al-Qurasyi asy-Syafi'i. Lahir pada tahun 700 H dan meninggal dunia pada tahun 774 H. Ia terkenal sebagai seorang yang sangat menguasai ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu tafsir, hadits, dan sejarah. Sangat banyak buku yang telah beliau tulis dan dijadikan rujukan oleh para ulama, huffazh dan ahli bahasa.
Tafsirnya ini merupakan tafsir terbesar dan mengandung manfaat yang luar biasa banyaknya. Sebuah tafsir yang paling besar perhatiannya terhadap manhaj tafsir yang benar, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Katsir sendiri dalam muqaddimah yang disampaikannya: "Metode penafsiran yang paling benar, yaitu penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an. Jika anda tidak dapat menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an, maka hendaklah anda menafsirkannya dengan hadits. Dan jika tidak menemukan penafsirannya di dalam al-Qur’an dan hadits, maka hendaklah merujuk pada pendapat para sahabat, karena mereka lebih mengetahui berdasarkan konteks dan kondisi yang hanya merekalah yang menyaksikannya. Selain itu mereka juga memiliki pemahaman yang sempurna, pengetahuan yang benar, dan amal shalih. Namun jika tidak ditemukan juga, maka kebanyakan para imam merujuk kepada pendapat para Tabi'in dan ulama sesudahnya."
Tafsir ini ditulis pada saat perhatian orang-orang sangat besar dalam mempelajari dan mengajarkan ilmu-ilmu syari'at, mengamalkan, mencatat dan memeliharanya. Dalam hal itu mereka mempunyai sumber dan rujukan yang banyak pada masing-masing bidang ilmu. Dalam sejarah misalnya, mereka memiliki mutiara dari orang-orang yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang sebab-sebab keberhasilan orang-orang bertakwa dan akibat bagi orang-orang lalai. Dalam kezuhudan, mereka memiliki banyak nasehat dan pelajaran, metodologi dan pemikiran, penjelasan, pendekatan, anjuran dan peringatan.
Saat ini adalah saat yang penuh nafsu keserakahan, fitnah, teror, dan cobaan. Cita-cita manusia yang kerdil dan otak mereka yang bimbang disibuk-kan dan terpengaruh oleh berbagai peristiwa zaman.
Pada saat itulah, peran ulama sangat dibutuhkan, mereka harus mendekatkan ilmu-ilmu syari'at kepada generasi muda saat itu melalui berbagai macam cara. Di antara cara yang terbaik adalah dengan meringkas buku-buku yang ditulis oleh ulama-ulama terdahulu agar sejalan dengan keterbatasan waktu orang-orang zaman sekarang.
Karena faktor-faktor di atas, dengan memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT, saya bermaksud ikut memberikan andil dalam bidang ini. Dan untuk itu saya memilih meringkas tafsir Ibnu Katsir, karena kelurusan akidah yang dianutnya dan tafsir beliau adalah tafsir yang merangkum berbagai bidang ilmu syari'at.
Dalam melakukan peringkasan kitab ini, saya melihat cara terbaik adalah dengan membiarkan apa adanya kalimat-kalimat yang ditulis oleh Ibnu Katsir sendiri, dan menghilangkan beberapa hal yang saya anggap tidak perlu, seperti cerita, hadits-hadits dha'if, dan sebagainya.
Cara ini saya tempuh dengan melalui berbagai macam kesulitan, terutama dalam penyusunan alinea sebelum penghilangan beberapa bagian ahnea tersebut dengan alinea sesudahnya. Dan untuk itu diperlukan pengulangan bacaan demi bacaan paling tidak tiga kali. Bacaan pertama untuk mengenali mana yang akan dibiarkan tetap dan mana yang akan dihilangkan. Bacaan kedua dimaksudkan untuk melaksanakan pemilihan hal tersebut. Dan bacaan ketiga dimaksudkan untuk meneliti dan meyakini kebenaran kitab ini setelah dilakukan penghilangan terhadap beberapa bagiannya, khususnya dari sisi susunan.
Untuk proses peringkasan ini, saya menempuh waktu tiga tahun secara penuh, dengan kerja keras siang dan malam. Dengan harapan semoga apa yang saya lakukan termasuk dalam timbangan kebaikan.