Header Ads

Niagahoster

WS017 - Lima Iblis Dari Nanking

Di bawah pemerintahan Cu Goan Ciang yang berhasil mengusir kaum penjajah Mongol didirikanlah kerajaan Tiongkok baru yang diberi nama Kerajaan Beng. Sebagai raja, Cu Goan Ciang lebih dikenal dengan sebutan Kaisar Thaycu.

Serial Wiro Sableng

Ibukota kerajaan yang dulu terletak di Peking (ibukota utara) dipindahkan ke Nanking (ibukota selatan). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah segala kemungkinan serangan tak terduga dari bangsa Mongol.

Di samping itu sejumlah balatentara besar ditempatkan di Peking. Dan sebagai panglima tertinggi di Peking merangkap wakil langsung kaisar di Nanking, oleh Kaisar Thaycu diangkatlah putera kandungnya yang bernama Cu Yung Lo.

Sebelum meninggal dunia Kaisar Thaycu yang bertahta di istana Nanking mengangkat Hui Ti sebagai penggantinya. Hui Ti adalah cucu yang amat disayangi kaisar, merupakan putera dari anak sulungnya, jadi adalah keponakan langsung Pangeran Yung Lo.

Pengangkatan Hui Ti sebagai kaisar baru inilah yang kemudian menjadi pangkal silang sengketa dan malapetaka dalam Kerajaan Beng. Sebagai anak kandung atau putera Kaisar Thaycu, Pangeran Yung Lo merasa lebih berhak untuk menjadi kaisar dibanding dengan Hui Ti yang hanya seorang cucu. Hal ini kemudian berubah menjadi pertentangan dan perpecahan dan pada puncaknya mengakibatkan perang saudara yang hebat.

Pangeran Yung Lo dengan sejumlah balatentara besar menyerbu Nanking. Peperangan tak dapat dihindarkan dan peperangan ini bertambah dahsyat karena tidak saja melibatkan balatentara kedua belah pihak tetapi juga melibatkan banyak tokoh-tokoh dunia kangouw (persilatan).

Pihak selatan dengan mati-matian berusaha mempertahankan diri dari serbuan yang hebat itu. Namun segala upaya sia-sia belaka. Balatentara Pangeran Yung Lo laksana air bah. Selatan kalah, Nanking jatuh dan Kaisar Hui Ti tertawan hidup-hidup. Dia dijebloskan ke dalam penjara, masih untung tidak dijatuhi hukuman gantung atau pancung.

Meskipun kemudian perang sudah lama berakhir, tetapi keamanan negeri tidak keseluruhannya dapat ditanggulangi. Di mana-mana sisa-sisa pasukan yang masih setia pada Kaisar Hui Ti mengadakan kekacauan, menimbulkan kerusuhan-kerusuhan, perampokan dan pembunuhan. Pos-pos tentara yang tak begitu kuat dan terutama yang terletak di tempat terpencil menjadi korban penyerbuan.

Dalam suasana Kerajaan Beng seperti scat itulah terjalinnya kisah silat ini.

-=oOo=-

Suatu hari, sebulan setelah Kaisar Hui Ti ditumbangkan, serombongan pasukan kerajaan di bawah pimpinan seorang perwira muda berkepandaian tinggi tampak bergerak meninggalkan Nanking. Mereka tengah mengawal sebuah kereta berisi emas milik bekas Kaisar Hui Ti untuk di bawa ke Peking atas perintah Kaisar Yung Lo.

Dua hari berlalu. Rombongan telah jauh meninggalkan Nanking namun Peking yang menjadi tujuan masih amat jauh di sebelah utara.

Karena matahari tidak bersinar terlalu terik dan angin sejuk bertiup sepanjang perjalanan, kusir kereta memegang tali les sambil bernyanyi kecil. Di sebelahnya duduk seorang pengawal berusia agak lanjut tetapi memiliki ilmu silat bukan sembarangan, bahkan kepandaiannya setingkat lebih tinggi dari perwira muda yang menjadi pimpinan rombongan itu. Pengawal tua ini bernama Thian Gay dan dikenal dengan julukan Thian Gay Si Tangan Baja.

Di sebelah depan kereta yang membawa emas dan juga di sebelah belakang terdapat masing-masing enam orang pengawal hingga keseluruhan rombongan berjumlah 15 orang. Karena mereka membawa emas yang tak ternilai harganya, maka keberangkatan rombongan ini sangat dirahasiakan.

Sampai hari ke tiga perjalanan berjalan lancar tanpa suatu halangan. Akan tetapi pada hari ke empat, sewaktu rombongan mengambil jalan memotong terdekat memasuki sebuah hutan di kaki bukit, terjadilah hal yang mengejutkan. Jalan di hadapan perwira muda pemimpin rombongan tiba-tiba saja runtuh amblas. Ternyata di situ telah digali sebuah lobang besar yang diganjal dengan ranting-ranting kecil dan kemudian ditutup kembali baik-baik dengan tanah serta dedaunan.

Powered by Blogger.